Kamis, 19 September 2013


Ironis, Negeri Subur tapi Mengimpor Pangan

SC, UINJKT Online – Indonesia merupakan negeri yang subur dan mempunyai panjang pantai kedua di dunia. Namun, ironisnya potensi tersebut tidak diberdayakan secara maksimal, sehingga dalam beberapa tahun terakhir Indonesia selalu mengimpor bahan pangan.
Pernyataan itu disampaikan Nurhadi M Musawir SH SAg dalam Seminar Nasional bertema Strategi Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan dalam Menciptakan Kemandirian Bangsa, yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), di Aula Student Center, pada Kamis (10/4) lalu.
Lebih lanjut Musawir mengatakan, sebenarnya usaha untuk merevitalisasi pertanian telah menjadi kebijakan pembangunan pertanian yang dicanangkan Kabinet Indonesia Bersatu, namun kebijakan itu belum dapat meningkatkan kinerja pertanian dan ketersediaan pangan belum mencukupi. Tak heran jika tiap tahun negeri ini mengimpor pangan.
Sementara itu, pembicara lainnya, Anggawira yang mewakili Feri Julianto, mengatakan mestinya generasi sekarang menyadari bahwa negeri ini harus mengelola pertanian dengan baik. Sejak dulu, Presiden Soekarno pernah  mengingatkan “milikilah bahan pokok pangan, karena pangan menentukan hidup matinya suatu bangsa”.
Kini, persoalan yang dihadapi bangsa ini bukan sekadar ketidaktersediaan bahan pangan, namun nilai tukar petani (NTP) pun sangat rendah, daya beli petani makin turun sehingga petani bukannya sejahtera yang ada malah tambah terpuruk. “Harga padi rendah sedangkan pupuk harganya selangit, maka rakyat Indonesia mau kapan sejahtera sebelum pemerintah benar-benar berpihak pada petani,” tandasnya.
Dengan sejumlah persoalan itu, bagaimana bangsa ini bisa berdaulat? “Kedaulatan bangsa ini mau dibawa ke mana? Pangan sudah mengimpor, perekonomian terpuruk hampir di setiap sektor, kebijakan moneter belum tuntas, kedaulatan wilayah belum teratasi di semua titik perbatasan, pertahanan dan keamanan juga masih belum teratasi. Hal ini menjadi PR pemimpin untuk masa yang akan datang dalam menuntaskan kedaulatan bangsa tersebut” terangnya.
Karena itu, ia mengajak kepada mahasiswa sebagai pemuda penerus bangsa, agar dapat membenahi permasalahan di negeri ini dan menciptakan masyarakat yang sejahtera, aman dan damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar